Selasa, 23 September 2025

Bank Syariah Catat Kenaikan Pembiayaan hingga Rp661 Triliun

Bank Syariah Catat Kenaikan Pembiayaan hingga Rp661 Triliun
Bank Syariah Catat Kenaikan Pembiayaan hingga Rp661 Triliun

JAKARTA - Di tengah ketidakpastian ekonomi yang masih menyelimuti tahun 2025, industri perbankan syariah justru menunjukkan sinyal kuat pertumbuhan. Sepanjang awal tahun ini, sektor ini berhasil mempertahankan laju ekspansi pembiayaan secara konsisten, mencerminkan tren intermediasi yang tetap bergairah dan optimisme terhadap masa depan keuangan berbasis prinsip syariah.

Pada Januari 2025, pembiayaan perbankan syariah mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 9,77 persen, naik dari Rp582 triliun menjadi mencapai sekitar Rp639 triliun. Angka ini kemudian sempat melambat ke 9,17 persen pada Februari dan 9,2 persen pada Maret, namun kembali meningkat ke level 9,18 persen di Mei 2025 dengan outstanding pembiayaan hampir menyentuh Rp661 triliun.

Saat ini, total aset industri syariah sudah berada di kisaran Rp942–948 triliun, sementara dana pihak ketiga (DPK) terus bertumbuh berada di kisaran Rp730–737 triliun. Rasio pembiayaan terhadap simpanan (FDR) relatif tinggi, antara 88–90 persen, menandakan mobilisasi pembiayaan yang aktif dan efisien dalam menyerap DPK. Sementara itu, rasio profitabilitas seperti ROA stabil di angka 1,9–2,0 persen, dan rasio pencadangan kredit bermasalah (NPF) tetap terkendali di kisaran 2,2–2,3 persen.

Baca Juga

KUR BNI 2025: Syarat Pengajuan, Tabel Angsuran, Tenor, dan Keunggulan

Apa yang Membuat Pembiayaan Syariah Tetap Bergairah?

Ada beberapa faktor yang menopang momentum kuat ini:

-Ekspansi Produk dan Diversifikasi Jasa
Industri syariah terus memperluas lini produk pembiayaan, termasuk modal usaha, konsumsi, hingga produk khusus seperti pembiayaan emas. Sebagai contoh, di kuartal pertama 2025, produk pembiayaan emas dari salah satu bank syariah mencatat lonjakan signifikan dari Rp7,2 miliar menjadi lebih dari Rp140 miliar.

-Dorongan Regulasi dan Optimisme Target 2025
Meski Bank Indonesia memangkas proyeksi pertumbuhan pembiayaan syariah menjadi kisaran 8–11 persen untuk tahun ini, hal ini tetap mencerminkan ekspektasi positif di tengah kondisi makro yang menantang. Industri diperkirakan masih memiliki ruang tumbuh, terutama lewat peningkatan literasi dan inovasi produk.

-Kondisi Makro Stabil dan Pemulihan Domestik
Permintaan pembiayaan juga didorong oleh aktivitas ekonomi yang mulai pulih, terutama kebutuhan sektor ritel, mikro, dan UMKM sektor-sektor yang selama ini menjadi fokus utama bank syariah.

-Risiko dan Tantangan yang Perlu Diwaspadai

Meski pertumbuhan cukup menggembirakan, beberapa tantangan tetap menghantui:

-Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah yang Masih Rendah
Tingkat literasi keuangan syariah masih tercatat di kisaran 43 persen, jauh di bawah literasi perbankan konvensional yang mencapai 66 persen. Inklusi syariah bahkan masih berada di kisaran 13 persen, menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat belum terjangkau oleh layanan syariah.

-Relevansi Produk Syariah di Mata Publik
Belum sedikit masyarakat yang masih memiliki persepsi bahwa produk syariah lebih mahal atau sulit diakses. Untuk itu, edukasi publik dan penyederhanaan akses produk menjadi kunci agar pertumbuhan tidak hanya terjadi pada data, tetapi juga dalam penetrasi pasar.

-Sistem Keuangan dan Tantangan Global
Sektor syariah perlu terus memperkuat modal inti, inovasi digital, serta menarik talenta agar memiliki daya saing tinggi. Selain itu, menjaga kualitas portofolio pembiayaan sangat penting agar rasio NPF tetap rendah meskipun volume kredit terus meningkat.

Intisari dan Prospek ke Depan

IndikatorNilai
Pembiayaan YoY Januari 2025+9,77?% ? Rp?639?triliun
Pembiayaan YoY Februari–Maretsekitar +9,17?% hingga +9,2?%
YoY Mei 2025+9,18?% ? Rp?661?triliun
DPK (Dana Pihak Ketiga)Rp730–737?triliun
Total Aset SyariahRp942–948?triliun
FDR88–90?%
ROA1,9–2,0?%
NPF Gross2,2–2,3?%

Secara keseluruhan, perbankan syariah membuktikan kemampuannya untuk tumbuh dalam kondisi yang penuh tantangan. Walaupun pertumbuhan sempat melambat di awal tahun, momentum Mei menunjukkan bahwa pemulihan terjadi secara bertahap. Dengan transformasi produk, penguatan literasi, dan digitalisasi, sektor ini memiliki peluang besar untuk memperkuat perannya dalam sistem finansial nasional.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

KUR BCA 2025:Keunggulan, Syarat Pengajuan. Tenor, dan Tabel Angsuran

KUR BCA 2025:Keunggulan, Syarat Pengajuan. Tenor, dan Tabel Angsuran

KUR Mandiri 2025:Jenis, Simulasi, Tabel Angsuran dan Syarat Pengajuan

KUR Mandiri 2025:Jenis, Simulasi, Tabel Angsuran dan Syarat Pengajuan

Rincian Harga Emas Antam, Senin, 22 September 2025

Rincian Harga Emas Antam, Senin, 22 September 2025

Harga Emas Pegadaian Per 22 September Masih Stabil

Harga Emas Pegadaian Per 22 September Masih Stabil

8 Aplikasi Cek Pajak Kendaraan Praktis dan Cepat

8 Aplikasi Cek Pajak Kendaraan Praktis dan Cepat