Senin, 22 September 2025

9 Mitos Gerhana Matahari yang Sering Disalahpahami

9 Mitos Gerhana Matahari yang Sering Disalahpahami
9 Mitos Gerhana Matahari yang Sering Disalahpahami

JAKARTA - Fenomena gerhana Matahari telah memikat manusia sejak berabad-abad lalu. Meski kini sains menjelaskan prosesnya dengan jelas, banyak mitos lama tentang gerhana masih dipercaya sebagian orang.

Pemahaman ilmiah menggantikan banyak gagasan kuno, tetapi beberapa cerita tetap bertahan karena menarik dan sering dikaitkan dengan peristiwa penting dalam sejarah manusia.

Mitos-Mitos Gerhana Matahari

1. Gerhana Menyebabkan Kebutaan
Banyak orang percaya bahwa melihat gerhana Matahari total bisa langsung membuat buta. Sebenarnya, cahaya korona Matahari selama totalitas sangat redup, jauh lebih lemah dibanding cahaya Matahari biasa.

Baca Juga

Manfaat Cokelat Untuk Jantung dan Kesehatan Tubuh

Kerusakan retina bisa terjadi hanya jika melihat piringan Matahari sebelum fase totalitas. Manusia pun secara alami memalingkan wajah atau memejamkan mata untuk melindungi diri.

2. Membahayakan Janin
Mitos lain menyebut gerhana berbahaya bagi ibu hamil dan janin. Sains menjelaskan bahwa radiasi dari korona sangat aman.

Neutrino, partikel dari inti Matahari, melewati Bumi setiap saat, baik saat gerhana maupun tidak. Tubuh manusia menerima triliunan neutrino tanpa efek berbahaya bagi janin.

3. Meracuni Makanan
Ada anggapan bahwa makanan akan terkontaminasi radiasi saat gerhana. Jika benar, radiasi tersebut juga seharusnya merusak makanan di dapur atau ladang sepanjang hari.

Faktanya, orang di lokasi sama bisa makan dengan aman, sehingga kepercayaan ini hanyalah kesalahpahaman.

4. Pertanda Buruk
Gerhana sering dikaitkan dengan bencana atau peristiwa negatif. Psikologi menyebut ini sebagai bias konfirmasi—otak cenderung mengingat hal yang sesuai dengan keyakinan, tetapi melupakan yang tidak relevan.

Sejarah mencatat peristiwa negatif bertepatan dengan gerhana, misalnya pada 763 SM di Asyur atau kematian Raja Henry I tahun 1133 M, sehingga mitos ini bertahan lama.

5. Tidak Terjadi di Kutub Utara atau Selatan
Banyak yang berpikir gerhana tidak terlihat di kutub. Padahal gerhana terakhir di Kutub Utara terjadi 20 Maret 2015, dan di Kutub Selatan pada 23 November 2003.

Secara astronomi, kutub sama seperti wilayah lain; gerhana bisa melintasi semua bagian Bumi tergantung jalur orbit Bulan dan Matahari.

6. Bulan Menjadi Hitam Pekat
Sebagian orang mengira Bulan menjadi hitam pekat saat totalitas. Faktanya, cahaya Bumi yang dipantulkan membuat permukaan Bulan terlihat samar, fenomena yang disebut Earthshine.

Korona Matahari yang terang juga membuat kontras cahaya Bulan tidak tampak gelap total bagi pengamat di Bumi.

7. Korona Matahari Selalu Terlihat
Korona Matahari tidak selalu tampak selama gerhana. Sejarah mencatat deskripsi korona pertama pada 1715 oleh Edmund Halley, meski sebelumnya catatan kuno jarang menyebutnya.

Faktor seperti siklus bintik Matahari 11 tahun memengaruhi seberapa jelas korona terlihat saat totalitas.

8. Tanda Peristiwa Besar Terjadi
Kepercayaan bahwa gerhana menandakan peristiwa penting bersifat non-ilmiah. Ini juga contoh bias konfirmasi, di mana manusia memaksakan hubungan sebab-akibat yang sebenarnya kebetulan semata.

Astrologi sering menggunakan fenomena ini untuk meramalkan masa depan, meski sains tidak menemukan bukti fisik yang mendukung.

9. Pertanda Dianugerahi Kesehatan
Mitos bahwa gerhana enam bulan sebelum atau sesudah ulang tahun memberikan kesehatan lebih baik juga keliru.

Tidak ada hubungan fisik antara gerhana dan kondisi tubuh manusia. Korelasi yang muncul hanya kebetulan dari populasi acak orang yang sehat.

Gerhana Matahari merupakan fenomena alam yang menakjubkan, tetapi tidak menimbulkan bahaya mistis. Dengan memahami fakta ilmiah, kita bisa menikmati keindahan gerhana tanpa takut pada mitos lama.

Mitos yang bertahan biasanya berasal dari keinginan manusia menghubungkan peristiwa langit dengan kehidupan sehari-hari. Kini, dengan sains, kita dapat membedakan antara fakta dan kepercayaan yang salah.

Mengetahui kebenaran tentang gerhana juga penting untuk pendidikan dan keselamatan, terutama bagi mereka yang ingin mengamati gerhana Matahari secara langsung.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Tips Aman Berkendara Motor untuk Wanita Berhijab

Tips Aman Berkendara Motor untuk Wanita Berhijab

Tren Positif Kunjungan Wisatawan Perkuat Ekonomi Nasional Indonesia

Tren Positif Kunjungan Wisatawan Perkuat Ekonomi Nasional Indonesia

5 Tips Memakai Crop Top Agar Tetap Stylish dan Nyaman

5 Tips Memakai Crop Top Agar Tetap Stylish dan Nyaman

Blibli Hadirkan Huawei Pura 80 Series dengan Beragam Promo

Blibli Hadirkan Huawei Pura 80 Series dengan Beragam Promo

Rekomendasi 4 Destinasi Kuliner di Sinjai, Sulawesi Selatan

Rekomendasi 4 Destinasi Kuliner di Sinjai, Sulawesi Selatan