Selasa, 23 September 2025

IHSG Diprediksi Koreksi, 5 Saham Ini Diperkirakan Tahan Banting

IHSG Diprediksi Koreksi, 5 Saham Ini Diperkirakan Tahan Banting
IHSG Diprediksi Koreksi, 5 Saham Ini Diperkirakan Tahan Banting

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan mengalami koreksi dalam sesi perdagangan hari Selasa, 15 Juli 2025. Meskipun sebelumnya IHSG sempat menguat, pasar kini menunjukkan tanda-tanda kelelahan dan potensi koreksi jangka pendek tidak bisa diabaikan. Prediksi ini disampaikan oleh Phintraco Sekuritas yang memantau pergerakan teknikal dan sentimen pasar secara seksama.

IHSG berhasil ditutup menguat ke level 7.097,15 dengan kenaikan sebesar 0,71 persen. Kenaikan tersebut sebagian besar didorong oleh sentimen positif dari beberapa berita terkait emiten. Namun, secara teknikal, situasi saat ini menunjukkan adanya tekanan jual yang mulai meningkat, sehingga IHSG berpeluang melakukan penyesuaian harga (pullback) dalam waktu dekat.

Gambaran Teknis dan Sentimen Global

Baca Juga

KUR BNI 2025: Syarat Pengajuan, Tabel Angsuran, Tenor, dan Keunggulan

Phintraco Sekuritas menyebutkan bahwa IHSG saat ini sudah melewati level rata-rata bergerak 200 hari (MA200) yang ada di sekitar angka 7.082, menandakan momentum positif secara teknikal. Namun, indikator Stochastic RSI yang berada di zona overbought dan meningkatnya volume jual menjadi sinyal bahwa koreksi jangka pendek sangat mungkin terjadi.

Meski demikian, indikator MACD masih memperlihatkan momentum yang positif, sehingga peluang untuk penurunan tidak bersifat drastis dan berpotensi hanya sebagai koreksi sementara untuk menutup gap di kisaran level 7.055.

Dari sisi global, perhatian investor kini tertuju pada data ekonomi penting yang akan dirilis beberapa negara utama. Misalnya, data pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2025 dari China yang diperkirakan melambat menjadi 5,1 persen secara tahunan, turun dari 5,4 persen di kuartal pertama. Penjualan ritel dan produksi industri di China juga diprediksi melambat, menambah kekhawatiran perlambatan ekonomi terbesar kedua di dunia ini.

Sementara itu, dari Amerika Serikat, data inflasi Consumer Price Index (CPI) untuk Juni 2025 yang akan diumumkan diantisipasi naik menjadi 2,7 persen YoY dari 2,4 persen di bulan sebelumnya. Core CPI juga diperkirakan meningkat menjadi 3 persen YoY dari 2,8 persen sebelumnya. Data ini dinilai penting karena bisa mempengaruhi kebijakan moneter The Fed dan sentimen pasar global.

Faktor Domestik dan Rekomendasi Saham Pilihan

Di dalam negeri, investor masih menanti perkembangan negosiasi lanjutan antara pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat. Harapan terbesar adalah tercapainya kesepakatan sebelum batas waktu 1 Agustus 2025 agar hubungan perdagangan kedua negara dapat tetap kondusif dan tidak menimbulkan ketidakpastian yang merugikan pasar.

Selain itu, agenda penting yang juga menarik perhatian pasar adalah Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang berlangsung Selasa-Rabu pekan ini. Mayoritas analis memperkirakan BI Rate akan diturunkan sebesar 25 basis poin menjadi 5,25 persen. Penurunan suku bunga ini diharapkan dapat memberikan stimulus bagi perekonomian nasional dan membantu mendorong pertumbuhan sektor riil.

Musim laporan keuangan kuartal II-2025 yang akan segera dimulai juga menjadi faktor penentu sentimen pasar selanjutnya. Kinerja emiten pada periode ini akan menjadi bahan evaluasi investor dalam mengambil keputusan investasi ke depan.

Phintraco Sekuritas pun merekomendasikan lima saham yang diprediksi mampu bertahan di tengah tekanan pasar, yaitu AKRA, LSIP, ENRG, HRTA, dan JPFA. Saham-saham ini dinilai memiliki fundamental yang kuat serta potensi untuk menghadapi volatilitas pasar saat ini.

Meskipun IHSG menunjukkan beberapa indikator positif, tekanan jual yang meningkat dan sinyal teknikal lainnya memberikan peluang bagi indeks untuk mengalami koreksi jangka pendek. Investor dianjurkan untuk tetap waspada, terutama menjelang rilis data ekonomi penting dari China dan AS serta perkembangan negosiasi perdagangan internasional dan kebijakan moneter domestik.

Memilih saham dengan fundamental kuat yang direkomendasikan bisa menjadi strategi tepat untuk bertahan menghadapi ketidakpastian pasar. Saham AKRA, LSIP, ENRG, HRTA, dan JPFA menjadi pilihan yang layak dipertimbangkan dalam kondisi pasar saat ini.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

KUR BCA 2025:Keunggulan, Syarat Pengajuan. Tenor, dan Tabel Angsuran

KUR BCA 2025:Keunggulan, Syarat Pengajuan. Tenor, dan Tabel Angsuran

KUR Mandiri 2025:Jenis, Simulasi, Tabel Angsuran dan Syarat Pengajuan

KUR Mandiri 2025:Jenis, Simulasi, Tabel Angsuran dan Syarat Pengajuan

Rincian Harga Emas Antam, Senin, 22 September 2025

Rincian Harga Emas Antam, Senin, 22 September 2025

Harga Emas Pegadaian Per 22 September Masih Stabil

Harga Emas Pegadaian Per 22 September Masih Stabil

8 Aplikasi Cek Pajak Kendaraan Praktis dan Cepat

8 Aplikasi Cek Pajak Kendaraan Praktis dan Cepat