Indonesia Harus Mencontoh Jepang dalam Membangun Sepak Bola Jangka Panjang
- Sabtu, 14 Juni 2025

JAKARTA – Indonesia dinilai perlu meniru pendekatan Jepang dalam membangun ekosistem sepak bola yang kuat dan berkelanjutan. Pemerhati sepak bola nasional, Ignatius Indro, menyebut Jepang sebagai contoh ideal karena telah menjalani proses reformasi yang panjang dan sistematis sejak awal 1990-an.
"Jepang memulai revolusi sepak bola mereka sejak 1993, saat J.League resmi dibentuk. Sejak saat itu, mereka membangun fondasi dari bawah, bukan sekadar mencari kemenangan cepat," ujar Indro.
Menurut Indro, kunci sukses Jepang adalah komitmen dalam investasi jangka panjang. Jepang secara konsisten mengembangkan akademi usia dini yang terintegrasi langsung dengan sistem pendidikan formal. Selain itu, mereka melahirkan pelatih-pelatih lokal berkualitas tinggi yang memiliki lisensi resmi, serta aktif mengirimkan pemain muda ke Eropa sejak usia dini agar terasah dalam kompetisi level dunia.
Baca JugaPerforma, Fitur, Harga, Desain Eksterior dan Interior yang Menonjol Hadir di Jetour X70 Plus
“Liga domestik mereka juga sangat profesional dan kompetitif. Dalam 10–15 tahun, hasilnya mulai terlihat jelas,” tambah Indro.
Saat ini, Jepang telah menikmati hasil dari pembangunan jangka panjang tersebut. Pemain-pemain seperti Takefusa Kubo, Wataru Endo, Kaoru Mitoma, hingga Ritsu Doan menjadi contoh nyata produk pembinaan sistematis yang telah berjalan sejak mereka belia.
“Tapi hari ini mereka panen: pemain seperti Takefusa Kubo, Wataru Endo, Kaoru Mitoma, hingga Ritsu Doan adalah produk sistematis. Mereka bukan hasil dadakan,” tegas Indro.
Berbanding terbalik dengan Jepang, menurut Indro, Indonesia masih sering terjebak dalam solusi instan, seperti naturalisasi pemain diaspora atau keturunan. Strategi ini digunakan sebagai jalan cepat untuk memperkuat skuad Tim Nasional, namun tanpa adanya fondasi pembinaan yang memadai.
“Timnas kita dibentuk dari kumpulan ‘talenta terbaik’, bukan hasil sistem pembinaan jangka panjang,” ujarnya.
Meski begitu, Indro tidak sepenuhnya menolak program naturalisasi. Ia mengakui bahwa strategi ini bisa berguna, asalkan tidak dijadikan pilar utama pembangunan sepak bola nasional.
“Kita bisa lolos ke putaran ke-4 kualifikasi Piala Dunia karena bantuan pemain naturalisasi. Tapi ketika menghadapi tim yang dibangun dengan sistem, kelemahan kita terbuka lebar, seperti yang terlihat saat melawan Jepang,” ucapnya.
Indro menilai, pendekatan jangka panjang tetap harus menjadi prioritas utama PSSI jika Indonesia ingin memiliki tim nasional yang tangguh dan konsisten dalam jangka waktu panjang. Pembenahan harus dimulai dari pembinaan usia dini, perbaikan liga nasional, serta peningkatan kualitas pelatih dan infrastruktur sepak bola.
“Kalau tidak, kita akan terus mengulang pola: euforia sesaat. Lalu realitas pahit datang mengetuk,” ucap Indro mengingatkan.
Selain itu, ia menegaskan bahwa Jepang harus dijadikan sebagai cermin dalam pengembangan sepak bola nasional, bukan hanya sebagai lawan bertanding.
"Bukan karena mereka lebih berbakat, tapi karena mereka lebih bersungguh-sungguh membangun sepakbolanya," ujar Indro yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI).
Sebagai informasi, Tim Nasional Jepang telah memastikan lolos ke putaran final Piala Dunia 2026 berkat konsistensi performa dan kedalaman skuad yang solid. Sementara itu, Indonesia masih berjuang di putaran keempat kualifikasi zona Asia.
Melalui kritik dan pandangan tajamnya, Indro berharap agar federasi dan seluruh pemangku kepentingan sepak bola nasional mulai menyadari pentingnya membangun sistem pembinaan jangka panjang. Sebab tanpa hal tersebut, capaian sesaat akan sulit dipertahankan, dan sepak bola Indonesia akan terus terjebak dalam siklus kegagalan yang berulang.

Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
KUR BCA 2025:Keunggulan, Syarat Pengajuan. Tenor, dan Tabel Angsuran
- Senin, 22 September 2025
KUR Mandiri 2025:Jenis, Simulasi, Tabel Angsuran dan Syarat Pengajuan
- Senin, 22 September 2025
Berita Lainnya
8 Persiapan Kehamilan untuk Pasutri yang Hendak Merencanakan Kehamilan
- Sabtu, 20 September 2025
Terpopuler
1.
Lowongan Kerja di Susi Air 2025, Simak Daftar Posisi dan Persyaratan
- 22 September 2025
2.
Promo Spesial HUT ke-80 KAI, Tiket Diskon September
- 22 September 2025
3.
Update Iuran BPJS Kesehatan 22 September 2025
- 22 September 2025
4.
Harga Emas Antam di Pegadaian, 22 September 2025
- 22 September 2025
5.
Rupiah Melemah ke Rp16.601, Tertekan Sentimen Global dan Domestik
- 22 September 2025