Emas Menguat Dekati Rekor Akibat Geopolitik dan Suku Bunga

Rabu, 24 September 2025 | 14:11:14 WIB
Emas Menguat Dekati Rekor Akibat Geopolitik dan Suku Bunga

JAKARTA - Harga emas kembali menunjukkan kekuatan, bertahan di dekat level rekor tertinggi. Hal ini terjadi seiring aliran dana investor menuju aset safe haven di tengah ketidakpastian geopolitik global dan ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan oleh Federal Reserve (The Fed).

Pada Rabu, 24 September 2025, harga emas di pasar spot tercatat naik 0,8% menjadi US$3.777,80 per troy ounce, setelah sempat menembus level tertinggi baru di US$3.790,82. Emas berjangka AS untuk pengiriman Desember juga menguat 1,1% ke level US$3.815,7.

Sementara itu, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun 0,2%, sedangkan indeks dolar AS relatif stabil. Data ini menunjukkan bahwa investor terus memanfaatkan emas sebagai lindung nilai terhadap risiko pasar yang meningkat.

Ketidakpastian Geopolitik dan Dampaknya

Ketegangan geopolitik menjadi salah satu faktor utama penguatan emas. NATO memperingatkan Rusia akan menggunakan “seluruh instrumen militer dan non-militer” untuk membela diri, menyusul pelanggaran wilayah udara Estonia. Hal ini memicu kekhawatiran pasar global akan eskalasi konflik di Eropa Timur.

Menurut catatan Commerzbank, minat beli emas dari investor ETF meningkat tajam, didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga, kekhawatiran atas independensi The Fed, dan ketidakpastian geopolitik. Investor global terus mencari aset yang lebih aman untuk menahan nilai portofolio mereka.

Di sisi lain, Bank Sentral China atau People’s Bank of China (PBOC) memanfaatkan Shanghai Gold Exchange untuk mendorong bank sentral negara mitra membeli dan menyimpan emas. Strategi ini juga memberikan dukungan tambahan bagi harga logam mulia di pasar internasional.

Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Emas

Ketua The Fed, Jerome Powell, menyebut bank sentral menghadapi “situasi menantang” dengan risiko inflasi yang bisa meningkat lebih cepat dari perkiraan. Sementara itu, pertumbuhan lapangan kerja yang lemah menimbulkan kekhawatiran terhadap kesehatan pasar tenaga kerja AS.

Meskipun Powell tidak memberikan kepastian kapan suku bunga akan dipangkas kembali, pasar memperkirakan pemangkasan akan terjadi pada Oktober dan Desember 2025. Bulan ini, The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, yang menjadi sinyal bagi investor untuk tetap menaruh perhatian pada emas.

“Pasar emas melihat pidato Powell tidak membawa hal baru signifikan dibanding pekan lalu. Nada yang disampaikan tidak cukup untuk mengubah tren kenaikan emas,” ujar Bob Haberkorn, analis pasar di RJO Futures.

Data rilis indeks belanja konsumsi pribadi (PCE) AS yang akan diumumkan Jumat mendatang menjadi perhatian pasar. Indikator ini merupakan tolok ukur inflasi pilihan The Fed, yang akan memengaruhi arah kebijakan moneter selanjutnya.

Logam Mulia Lain Mengikuti Tren Emas

Selain emas, logam mulia lainnya juga menunjukkan penguatan. Harga perak spot naik tipis 0,2% menjadi US$44,17 per ounce, mendekati level tertinggi 14 tahun. Platinum melesat 4,5% ke US$1.480,97, tertinggi sejak 2014, sementara palladium menguat 2,8% menjadi US$1.212 per ounce.

Kenaikan ini mencerminkan minat investor terhadap logam industri dan logam safe haven yang terus meningkat di tengah ketidakpastian ekonomi global. Keterkaitan antara harga emas dan logam lainnya menunjukkan bahwa pasar logam mulia sedang memasuki fase bullish jangka pendek hingga menengah.

Investor kini memantau dengan cermat pergerakan pasar obligasi, kebijakan The Fed, dan perkembangan geopolitik global. Ketiga faktor ini menjadi indikator utama dalam menentukan arah harga emas dan logam mulia lainnya.

Prospek Harga Emas ke Depan

Dengan situasi saat ini, prospek harga emas terlihat kuat, terutama jika ketidakpastian geopolitik berlanjut dan The Fed memangkas suku bunga lebih agresif. Aliran dana ke aset safe haven diperkirakan akan terus menopang harga emas.

Investor yang ingin memanfaatkan momentum kenaikan emas disarankan memperhatikan volatilitas jangka pendek. Emas cenderung bergerak fluktuatif ketika ekspektasi kebijakan moneter dan geopolitik global berubah secara cepat.

Di sisi fundamental, permintaan emas tetap stabil, baik dari sektor perhiasan, industri, maupun investasi. Permintaan dari investor institusi dan bank sentral memberikan dukungan tambahan terhadap harga emas, memperkuat tren kenaikan jangka menengah.

Secara keseluruhan, harga emas kemungkinan akan terus berada di dekat level tertinggi sepanjang kuartal IV/2025, dengan sentimen global menjadi faktor utama. Investor disarankan tetap waspada terhadap berita geopolitik dan rilis data ekonomi utama sebagai panduan strategi investasi.

Terkini